Apresiasi Peluncuran Golkar Institute, Jokowi: Penting Memiliki Sense of Crisis

Presiden RI, Joko Widodo. (f: dtc)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi peluncuran Golkar Institute. Jokowi berharap institusi pengkaderan tersebut mampu mencetak kader-kader yang berkualitas, berkompeten, dan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.

“Jika partai politik mampu mempersiapkan kadernya dengan baik, dan kualitas yang matang, maka sudah dapat dipastikan kepemimpinan nasional maupun daerah juga akan berjalan dengan baik,” kata Jokowi dalam sambutannya di Soft Launching dan Public Lecture Golkar Institute yang disiarkan secara virtual, Selasa (2/2/2021).

Bacaan Lainnya

Jokowi mengatakan persoalan yang dihadapi Indonesia ke depannya akan makin kompleks dan berat. Karena itu, dia juga berharap semua kader Partai Golkar bisa memiliki sense of crisis dalam menghadapi situasi krisis.

“Saat ini pemerintah sedang mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengatasi pandemi, melaksanakan vaksinasi dengan cepat untuk memutus rantai penyebaran COVID, kita juga sedang menyeimbangkan rem dan gas mengendalikan penyebaran virus sekaligus melaksanakan berbagai program pemulihan ekonomi nasional, menyiapkan berbagai kebijakan dan program untuk menjawab peluang pasca-pandemi, yang akan menjadi trigger untuk ekonomi bergerak lebih cepat,” papar dia, dilansir detik.com.

“Untuk itu, saya minta pada seluruh kader Partai Golkar dan juga calon kepala daerah untuk belajar dan menimba pengalaman dari situasi saat ini pentingnya untuk memiliki perasaan bahwa situasi yang kita hadapi tidak biasa-biasa saja sehingga ada sense of crisis dalam menghadapi situasi krisis seperti ini,” imbuh Jokowi.

Jokowi pun menjelaskan pentingnya memiliki sense of crisis. Menurutnya, dalam menghadapi situasi krisis, diperlukan kecerdasan lapangan dan penguasaan manajemen lapangan.

“Memiliki kecerdasan lapangan, menguasai manajemen lapangan , mampu melihat hambatan dan kendala yang dihadapi di lapangan, dan segera mencari solusi untuk menyelesaikan masalah. Dalam menyelesaikan masalah, kita juga harus mampu menemukan smart shortcut, melakukan terobosan yang inovatif, tidak justru terjebak pada prosedur administratif, dan yang paling penting adalah berorientasi pada outcome, berorientasi pada hasil dan berorientasi pada kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” tutur Jokowi.***

Pos terkait