JAKARTA – Untuk mewujudkan terintegrasinya ekonomi di ASEAN, ada lima strategi kerangka kerja pemulihan ekonomi setelah wabah Covid-19 melanda dunia, yang diberi nama ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF).
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Ini merupakan tindak lanjut dari arahan pemimpin ASEAN pada KTT ke-36 ASEAN pada 26 Juni 2020 untuk melakukan pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19,” kata Airlangga di Jakarta, Minggu (2/5/2021) kemarin.
Lima strategi ACRF tersebut disebutkannya meliputi peningkatan sistem kesehatan, penguatan ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, percepatan digitalisasi yang inklusif, serta maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.
Konektivitas diantara 10 negara anggota ASEAN juga semakin terintegrasi melalui Master Plan on ASEAN (MPAC) 2025 yang fokus pada lima area yakni sustainable infrastructure, digital innovation, seamless logistics, regulatory excellence, dan people mobility.
Hal itu harus dilakukan, mengingat ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia serta merupakan salah satu pasar terintegrasi yang paling maju yang ditunjukkan melalui adanya populasi mencapai 660 juta jiwa.
Populasi itu membuat ASEAN memiliki basis konsumen yang luas, yakni terbesar ke-3 setelah China dan India secara global dan lebih dari 50 persen populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, sehingga mereka adalah bagian terbesar dari angkatan kerja.
Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN sebanyak 140 kali lipat sejak didirikan pada 1967 dari 23 miliar dolar AS menjadi 3,2 triliun dolar AS.
PDB per kapita juga meningkat 40 kali lipat dari 122 dolar AS menjadi 4.827 dolar AS, sedangkan nilai perdagangan ASEAN naik 282 kali lipat dari 10 miliar dolar AS menjadi 2,8 triliun dolar AS.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman menambahkan, MPAC 2025 menunjukkan kesungguhan ASEAN untuk meningkatkan konektivitas fisik melalui pembangunan infrastruktur dan konektivitas digital. “Ke depannya post-pandemic ASEAN akan dihadapkan dengan perkembangan dan tren-tren ekonomi global yang dinamis,” kata Rizal, sebagaimana dilansir golkarriau.com.
Karena itu, beberapa isu yang seperti restrukturisasi dan diversifikasi rantai pasok regional, transformasi digital, keberlanjutan, serta Revolusi Industri 4.0 harus dipersiapkan sejak saat ini.
Rizal menyatakan Indonesia telah memulai inisiatif menghadapi era pasca Covid-19 seperti transformasi digital dan Revolusi Industri 4.0 sejalan dengan ASEAN yang sekarang sedang menyusun Consolidated Strategy on Fourth Industrial Revolution for ASEAN.***