JAKARTA – Perekonomian Indonesia terkontraksi 2,07% di 2020. Memasuki awal Februari 2021, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan perekonomian RI akan tumbuh 4,5 – 5,5%.
“Proyeksi di kuartal pertama itu pemerintah melihat target di tahun 2021 antara 4,5 sampai 5,5%. dan tentunya kita berharap masih ada pertumbuhan positif di kuartal pertama proyeksinya kita perkirakan 1,6 sampai 2,1% ,” ucap Airlangga dalam Konferensi Pers ‘Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2020: Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pengendalian COVID-19’, Jumat (5/2/2021).
Untuk memastikan hal ini dapat tercapai, lanjutnya, pemerintah mempersiapkan beberapa strategi utama antara lain mempertahankan daya beli masyarakat menengah ke bawah dengan melanjutkan program perlindungan sosial. Adapun program perlindungan sosial yang dimaksud yaitu program keluarga harapan dan kartu prakerja.
“Dan disaat yang sama pemerintah berkomitmen menjaga keberlanjutan usaha dengan dukungan kepada UMKM dan koperasi sebagai program prioritas. Kemudian pemerintah juga mendorong customer confidence atau consumer confidence dari kalangan menengah ke atas untuk berbelanja,” tambahnya.
Menurut Airlangga, mendorong daya beli masyarakat atau konsumsi rumah tangga masih menjadi PR pemerintah. Ia menargetkan konsumsi rumah tangga dapat tumbuh 1,3 -1,8 % di 2021 ini. Tentunya dengan berbagai program perlindungan sosial yang telah disebutkan tadi.
“Ini memang PR pemerintah mendorong konsumsi rumah tangga itu bisa 1,3% sampai 1,8%,” jelasnya.
Ia juga berharap konsumsi pemerintah di kuartal pertama 2021 ini dapat meningkat. Ia mendong konsumsi pemerintah di kuartal pertama bisa mencapai 4 – 5%.
“Kemudian konsumsi pemerintah juga diharapkan (naik), yang biasanya kita ketahui di kuartal pertama biasanya konsumsi pemerintah itu rendah yaitu sekitar 3 sampai 4 % nah ini kita dorong supaya bisa naik antara 4 sampai 5%,” terangnya, sebagaimana dilansir kabargolkar.com.
Strategi selanjutnya yaitu dengan meningkatkan investasi. Airlangga mengatakan sektor investasi di Indonesia selama 2020 masih -4,1%. Ia mengaku akan berupaya membalikkan arah ke jalur positif.
“Kemudian yang kemarin juga mengalami kontraksi secara full year yaitu investasi -4,1%. Nah tentu pemerintah berupaya agar ini bisa berbalik arah di jalur positif. Kemudian mendorong ekspor dan impor. Kita ketahui bersama dari ekspor-impor ini terjadi lonjakan ekspor dari saat sekarang. Masalah teknis yang dihadapi yaitu kekurangan kontainer. Pemerintah akan menangani masalah ini sehingga demand yang melonjak itu bisa diantisipasi,” tandasnya.***