Jakarta (GolkarNews) – penghujung 2020 ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dalam Bidang Manajemen Olahraga dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Dalam event Upacara Penganugerahan Doktor Honoris Causa tersebut, Menko Airlangga menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Transformasi Organisasi Olahraga melalui Kepemimpinan Humanis”.
Menko Airlangga mengatakan, masa pandemi Covid-19 merupakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi dunia olahraga. Namun, status pandemi ini mengharuskan semua masyarakat menjaga jarak fisik, sehingga berbagai kompetisi olahraga di semua tingkat, daerah, nasional hingga internasional harus ditunda atau dibatalkan.
Hartarto memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dalam Bidang Manajemen Olahraga dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Dalam event Upacara Penganugerahan Doktor Honoris Causa tersebut, Menko Airlangga menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Transformasi Organisasi Olahraga melalui Kepemimpinan Humanis”.
Menko Airlangga mengatakan, masa pandemi Covid-19 merupakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi dunia olahraga. Namun, status pandemi ini mengharuskan semua masyarakat menjaga jarak fisik, sehingga berbagai kompetisi olahraga di semua tingkat, daerah, nasional hingga internasional harus ditunda atau dibatalkan.
Dia pun mengutip pidato Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat membuka acara puncak Hari Olahraga Nasional XXXVII (9 September 2020) bahwa kondisi pandemi ini memberi kesempatan untuk melakukan rebooting, restart, serta merancang kembali tata kelola pembinaan atlet yang tersinergikan dengan baik mulai dari daerah sampai pusat, dari lembaga pendidikan umum sampai lembaga pendidikan olahraga.
“Di sini, unsur ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus dapat dimanfaatkan secara maksimal, bukan hanya dalam rangka pengembangan pusat pelatihan yang berbasis sains saja, namun juga pengembangan manajemen baru yang lebih baik, termasuk melakukan review ekosistem nasional untuk prestasi olahraga,” jelasnya di Gedung Auditorium Prof. Wuryanto Unnes, Semarang, Rabu (23/12).
Salah satu bentuk pengembangan manajemen, lanjut Menko Airlangga, adalah pengembangan manajemen strategi pada olahraga prestasi. Hal ini merupakan bagian penting dari perbaikan dan peningkatan tata kelola bidang olahraga.
Sebagaimana yang ditetapkan dalam Prioritas Program 2020-2024, baik di bidang keolahragaan maupun kepemudaan, perbaikan tata kelola merupakan yang prioritas pertama dari 5 (lima) Prioritas Program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, yakni salah satu strategi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa adalah melalui pengembangan budaya dan peningkatan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional.
Termasuk ke dalam strategi ini adalah: (1) Penguatan dan penataan regulasi keolahragaan; (2) Pengembangan budaya olahraga melalui keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat; (3) Penataan sistem pembinaan olahraga secara berjenjang dan berkesinambungan berbasis cabang olahraga Olimpiade dan potensi daerah; (4) Penataan kelembagaan olahraga untuk meningkatkan prestasi keolahragaan; (5) Peningkatan ketersediaan tenaga keolahragaan berstandar internasional; (6) Peningkatan prasarana dan sarana olahraga berstandar internasional yang ramah difabel; dan (7) Pengembangan peran dunia usaha dalam pendampingan, pembiayaan, dan industri olahraga.
“Pada dasarnya, prestasi olahraga muncul dari performa atlet dan pelatih, tetapi peran dan kinerja organisasi juga mempengaruhi performa atlet yang berdampak pada pencapaian prestasi. Tujuan lain yang juga tak kalah penting adalah menjaga kesinambungan prestasi, melalui proses talent scouting yang akuntabel, scientific, dan tetap memberi sentuhan manusiawi,” ucapnya.
Tata Kelola Organisasi Olahraga
Permasalahan yang biasanya muncul terkait pengelolaan organisasi olahraga, termasuk sistem yang berkaitan dengan isu-isu kebijakan dan arah kinerja dari sebuah organisasi olahraga. Sistem tata kelola atau good governance organisasi bukan hanya memberikan kerangka tujuan organisasi olahraga tersebut, tetapi juga membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga itu.
Namun, tidak semua organisasi olahraga memiliki sistem tata kelola yang baik, meskipun hal itu adalah komponen penting untuk mengelola organisasi olahraga. Kinerja organisasi yang baik berhubungan dengan pengelolaan yang rapi dan tertata, dan tidak terlepas dari campur tangan pemimpin organisasi. Ia berperan sangat penting dalam menjalankan dan menggerakkan roda organisasi.
Tata kelola di era milenial harus dikaji lebih dalam untuk dapat juga memberi kebermanfaatan kepada pelaku olahraga dalam bidang tata kelola organisasinya. Tata kelola sebuah organisasi melibatkan berbagai pihak sebagai regulator, seperti instansi pemerintah, juga antar pemerintah, badan pengatur olahraga nasional dan internasional, serta federasi-federasi olahraga yang menaungi berbagai macam olahraga di dalamnya.
Tata kelola yang baik juga melibatkan konsep, seperti tanggung jawab, aturan dan kebijakan, komunikasi, dan transparansi. Kesemuanya ini merujuk pada komponen utamanya yaitu pengambilan keputusan.
“Mengapa hal ini dilakukan? Karena dalam beberapa waktu terakhir, bermunculan berbagai macam permasalahan yang menandakan adanya kegagalan organisasi, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran peraturan, serta keterlibatan politik di dalam organisasi tersebut,” imbuh Airlangga.
Prinsip good governance seperti transparansi, integritas, kontrol, akuntabilitas atau demokrasi perlu diimplementasikan untuk mengurangi resiko kemungkinan perilaku dan skandal yang tidak etis lainnya, serta untuk memulihkan kepercayaan publik dan mempertahankan otonomi The Internasional Organization for Standarization (ISO). Manfaat potensial yang dapat diperoleh organisasi olahraga dari penerapan prinsip-prinsip tata kelola secara umum adalah peningkatan efektivitas dan legitimasi organisasi.
Peran Kepemimpinan Humanis dalam PB Wushu Indonesia
Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Wushu Indonesia, Airlangga pun menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan di sana adalah gaya kepemimpinan humanis yang menitikberatkan pada prinsip kemanusiaan yang utuh. Kepemimpinan humanis memerlukan interaksi dan kepedulian terhadap bawahan, stakeholders dan lingkungan.
Keberhasilan atlet wushu Indonesia memang tak lepas dari pengaruh gaya kepemimpinan humanis yang diterapkan di PB Wushu Indonesia dengan mengedepankan kesatuan dan persatuan. Keberhasilan implementasi kepemimpinan humanis dalam organisasi olahraga didasarkan pada paradigma humanistik yang berfokus pada kebutuhan manusia dan berorientasi pada pengembangan kebaikan manusia untuk melindungi martabat dan kesejahteraannya secara umum.
“Di organisasi olahraga, pemimpin yang memiliki pola humanistik mampu menyeimbangkan peran anggota dan pemangku kepentingan dengan memberikan umpan balik yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Keseimbangan ini juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hubungan antar anggota dengan sistem memberi dan menerima dua arah, yaitu anggota melakukan sesuatu untuk tujuan organisasi, dan mereka harus mendapatkan umpan balik yang sama,” paparnya.
Jadi, kepemimpinan humanis berperan membentuk pemimpin yang mampu meningkatkan kualitas tata kelola pada organisasi olahraga. Hal itu ditunjukkan dengan peran pemimpin humanis yang memiliki keunggulan dalam komunikasi antara pemimpin dengan anggota, dan pemimpin dengan stakeholders, sehingga mampu meningkatkan transparansi organisasi.
Pemimpin humanis juga mempunyai karakteristik yang kuat tentang solidaritas, yang meliputi Development People, Respecting People, and Making a Profit for Social. Ketiga hal ini menjelaskan pengembangan individu melalui pendidikan, membangun kepedulian dan kepekaan terhadap sesama, dan memberikan kontribusi kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Pemimpin humanis memperhatikan keseimbangan antara anggota dan stakeholder, sehingga proses demokrasi dapat berjalan serta mampu menciptakan komposisi organisasi yang seimbang. “Hal ini akan menjadikan organisasi olahraga mampu menghindari penyalahgunaan kekuasaan yang berasal dari satu orang, dan akan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil oleh organisasi,” ujarnya.
Selanjutnya, Airlangga mengungkapkan kebanggaannya terhadap para atlet Indonesia, terutama atlet wushu yang telah menyumbangkan prestasinya. Tercatat selama tiga tahun terakhir, mereka meraih banyak prestasi pada ajang internasional. Misalkan SEA Games 2017, Asian Games 2018, dan SEA Games 2019. Kontingen Wushu Indonesia juga kembali menorehkan prestasi dengan meraih 3 medali emas dan 1 perunggu pada Kejuaraan Dunia Wushu 2019 di Minhang Stadium, Shanghai, Tiongkok, pada 23 Oktober 2019.
PB Wushu Indonesia juga senantiasa memberikan perhatian yang seimbang, antara atlet senior dan atlet junior. Pembinaan atlet junior merupakan jaminan akan terwujudnya pencapaian prestasi dunia yang berkesinambungan
“Pemahaman terhadap pembinaan olahraga yang berjenjang dan berkesinambungan, program regenerasi atlet dan peningkatan kualitas pelatih, menjadi prioritas dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan prestasi wushu di masa akan datang,” pungkasnya.
Dalam upacara sakral ini, Airlangga Hartarto didampingi keluarga tercintanya. Juga turut hadir secara fisik maupun virtual adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita; Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali; Rektor Unnes Fathur Rokhman; Ketua Senat Unnes Soesanto; Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes Tandiyo Rahayu (selaku Ketua Promotor); Koordinator Program Studi Doktor Pendidikan Olah Raga Unnes Soegiyanto; Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo; Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Kemudian, hadir pula Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso; Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi; Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono; Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Dody Widodo; Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari; Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo; serta Dewan Kehormatan, Pembina, dan atlet PB Wushu Indonesia.
Sumber : Kabar Golkar